Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Buat apa powerbank kalau punya Asus Zenfone 4 Max Pro?

Sumber: Asus Hari gini masih bawa powerbank kemana-mana? Hari gini mau telepon tapi hp lowbat? Zaman sekarang emang ga bisa dipungkiri kalau handphone menjadi benda kesayangan yang ga boleh ketinggalan. Betul? Betuuuul! Tapi pernah kan ngerasain betapa betenya pas lagi asik browsing, scroll timeline twitter, buka instagram story trus tiba-tiba baterai abis tinggal 5% apalagi langsung mati gitu aja hpnya. Argggh, I feel you. Maka dari itu sekarang aku kenalin ke handphone andalan anti lowbat, anti dikit-dikit charger. Namanya “Asus Zenfone 4 Max Pro (ZC554KL)” udah tau belum? Belum tau? Ngapain aja sih? Stalking ig mantan? Hmm... Aku kan baik ya, makanya aku kasih tau nih ke kalian-kalian semua. Pasti sering dong denger Asus? Atau sekarang hpnya merk Asus? Atau laptopnya Asus? Atau atau.. stop! Jadi agustus lalu Asus launching series Zenfone 4, nah yang masuk Indonesia duluan Asus Zenfone 4 Max Pro. Sekarang mari kita kuliti Asus Zenfone 4 Max Pro ini, biar nambah ...

Main Ke Kantor GO-JEK!

HAE! Jadi, kemarin gue dapat kesempatan buat dateng ke salah satu tempat yang paling pingin gue datengin. Berkat #StudentVisit  studentjob.co.id  akhirnya gue bisa main ke kantor GO-JEK!  yeay! Nih kantor emang bener-bener keren. Letaknya aja di Mall. Iya kalian ga salah baca, di Mall, tepatnya di Pasar Raya Blok M. Ke Pasar Raya Blok M, cukup naik CL, because commuter line is lyfe. Start dari St. Tangerang, transit St. Duri, naik arah Bogor turun St. Tanah Abang, pindah haluan ke arah Serpong turun di St. Kebayoran, trus lanjut ngegojek deh. Sampai di Venue, naiklah ke lt. 6 dimana kantor GO-JEK berada. Baru masuk lobby kantornya aja nih ya udah disambut mural yang ciamik dan ke-ki-ni-an banget. Lobby, kantor GO-JEK!  Dari situ, kami--gue dan para peserta #StudentVisitGojek diajak ke lantai 7, masuk ke GO-LEARN, tempat khusus buat acara ataupun meeting berjamaah (ngebayangin). GO-LEARN, macam bioskop ya Acara ini dibagi 2 sesi, yang pertama...

Si Kuat Baja

Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya hancur sehancur-hancurnya. Tidak, itu bohong. Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya tengelam dalam riak air mata. Tidak, itu bohong. Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya jatuh, lirih, matanya tak lagi bercahaya. Tidak, itu bohong. Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya bisu, diam, ditelan sepi. Tidak, itu bohong. Semua itu bohong. Kawan saya tidak hancur. Kawan saya tak tengelam oleh air matanya. Kawan saya tidak jatuh. Kawan saya tidak ditelan sepi. Kawan saya sedang berproses. Kawan saya sedang naik pangkat. Kawan saya ditinggikan Tuhan. Kawan saya dipecut hidup. Kawan saya paling hebat. Bila tangisnya diganti tangisku, maka udara yang bengis akan membuatnya kering. Tangisnya kubalas uluran bahu, dekapan untuk meluapkan. Janji untuk saling menguatkan dilihat langit didengar semesta. Rasanya beda melihatmu tanpa tawa. Tapi kamu senyum. Tapi itu bukan kamu. Kamu kuat, kamu hanya perl...

Pukul 1

Jam 1 pagi dan saya menulis ini, Ngaco. Jam 1 pagi dan saya menulis ini untuk kamu, Makin ngaco. Sudah lama terhitung kita tidak lagi bersama. Halah, geli bacanya. Sudah lama sejak kamu pergi. Geli juga. Saya disini, menulis ini cuma karena tadi lagu favorit kamu diputer di radio. Trus saya inget kamu. Enggak, ga kangen. Tenang aja. Saya cuma inget langkah kaki, dan tatap dari pintu kelasmu diatas dan kelas saya disebrang bawah. Saya cuma inget keras kepalanya kamu, dan jadwal bimbel kamu. Saya cuma inget film dijam pertama bioskop beserta boneka beruang. Udah itu ajasih, sama ritual jam dua belas lewat lima dan lagu-lagu favorit kamu yang kebetulan aja saya jadi suka. Oh iya.. Rupanya, kota saya membuat kamu babak belur ya. Kamu kurusan, emang tugas anak teknik tuh banyak banget ya? Kalo hitam gapapa disana emang panas banget, emang sering ngecek kapal atau main laut sih? Tapi ga keliatan kok. Eh dikit ding. Janggutmu, baru liat sih. It looks good, itu yang kamu...

Seharusnya

Seharusnya saya tidak menulis tentang kamu lagi, walau kenyataanya kamu penuh imaji yang ingin saya tuangkan lewat tulisan terus-menerus. Layaknya candu, saya ketagihan. Seharusnya juga saya tidak mementingkan kamu lagi pun saya tidak amat penting jua untukmu. Seharusnya juga saya tidak menunggu pesan singkat darimu lagi, yang nyatanya secepat mungkin saya membalas, selama itu pula kamu membalas. Seharusnya juga saya menahan diri untuk tidak (terlalu) senang, saat kamu bilang ingin menelpon tapi ternyata tidak. Seharusnya saya tahu diri. Seharusnya saya tidak dititik ini, sendirian. Seharusnya pula saya pergi. "Lebih baik saya kehilangan kamu, daripada saya kehilangan diri saya sendiri." Begitu. Seandainya kamu baca tulisan ini seperti sebelum-sebelumnya tolong jangan bertanya tulisan ini untuk siapa, kamu hanya cukup tau semua yang saya tulis ini untukmu. Saya pamit. Salam, quin-n

Cukup

Singkatnya, Dia sudah tau. Dia menolak. Sayangnya, Pergi jauh tidak semudah itu. Apalagi, dari dia yang selalu hangat, entah diingatan atau didalam setiap doaku dengan Tuhan. quin-n

Jangan

Tidak, tidak bahas kamu lagi. Tidak, tidak cerita kamu lagi. Tidak, tidak ingat kamu lagi. Tidak, tidak rindu kamu lagi. Tidak, tidak benar kalimat terakhir. Sekiranya, saya sudah cukup membatasi diri saya. Sekiranya, apa-apa segala sudah saya batasi. Termasuk kamu. Tidak lagi buka whatsapp. Tidak lagi buka profil instagram. Tidak lagi me...nelpon, eh? Tidak lagi. Tolong sekiranya juga biarkan ini semua hilang, entah karena waktu pun keadaan. Semoga saya yang baru bisa dengan bijak kelak saat bertemu kamu yang dulu; untuk tidak penuh harap, apalagi memaksa. Tidak. Jangan lagi. Biar degupan semakin kencang dan gejolak yang sulit saya padamkan. Tolong. Jangan lagi. Cukup ribuan pesan, beratus-ratus menit, dan sedikit-dikitnya pertemuan yang saya ingat. Kamu, jangan lagi. Jangan lagi datang. Tolong. Jangan lagi. Salam, quin-n

Berhenti

Larut malam, disalah satu kolom chat whatsapp.... "makin lama dia makin aneh, gue ga ngerti lagi" ucapku "kenapa? ditinggal nugas? ga dibales tapi liat ig story? dibales singkat? atau ga dibales tapi udah centang biru dua?" "ga dibales. last seen sih harusnya udah baca" "di Bandung susah sinyal kali" "oh okei" "gausah diterusin kalau gini-gini aja...." belum selesai ia terus mengetik "...gue sih gatau ya, mau dia apa. udah jelas juga tiap hari ngabarin tapi gitu-gitu aja, udahin aja." sambungnya "tapi, gimana... udah gabisa jauh" "lo udah jauh sebenernya, dia di kota sana lu disini. lo minta ketemu aja dia ga bisa" "dia banyak tugas, gabisa pulang. gue ngerti" "trus pas pulang ga ngabarin lo juga ngerti?" "sialnya pas dia pulang gue selalu marahan" "itu sih bisa bisaan dia aja, dia aja yang gamau ketemu sama lo, udah lepasin aja. lo juga capek kan...

Main Ke Java Jazz Festival

Jadi, guys. Lho kaya udah nyampein aja deww. Ok ok jadi, guys. Saya dapat kesempatan buat nonton Java Jazz Festival 2017 di Jiexpo Kemayoran. I am so exciteeed, OMG finally. Dapet invitation dari BNI buat datang dan menghadiri Java Jazz Festival daily pass day 2. Iya, temen-temen saya udah nebak dan pasti tebakannya bener. "Ah pasti dewi mah menang kuis lagi" Alias emang bener dong dan seneng banget. Saya udah 2 kali daftar volunteer JJF, dan ga lolos ehehe but dikasih daily pass aku yo sueneng rek! "dew kado ulangtahun tuh" iya dooong "dew kesana sama siapa?" jadi karena dapet invitationnya satu doang akhirnya berangkat sendiri. Karena kadang cukup diri sendiri yang bisa bikin bahagia. Halah, padahal ngeles. Sampai di the day, dari yang awalnya buta karena belum ke Jiexpo sama sekali. Literally nekat, "bukan dewi kalo ga nekat pergi sendiri" all my friends said. Itu omongan kaya saya jomblo banget ya sendiri terus. Padahal mah iya...

Celoteh HP

Maaf tidak ada pesan Maaf tidak ada whatsapp Maaf tidak ada telepon Jika saja benda berlayar ini bisa bicara, ia akan meneriaki saya. Jika saja benda penuh getar ini bisa bicara, ia akan memaki saya. Jika saja benda yang sering digenggam ini bisa bicara, ia akan muak dengan ibu jari saya. "Pergi, cari kesibukan. Dia tidak mengirimmu pesan, entah whatsapp, atau telepon dimalam ini, matikan saja aku, Nona." "Sudah, tidak usah membuka kolom chatmu. Dia sudah tidak ada lagi disitu, balasan darimu hanya berakhir dengan tanda R." "Kamu tidak salah, jika hanya ceklis dua. Mungkin dia memang sibuk, atau sudah dibaca sekilas tanpa membuka ruang chat." "Tidak, dia masih ada. Entah di lini masamu atau memperhatikanmu di instagram story, atau bahkan tidak sengaja menyukai postmu." "Biarkan, entah dia yang perlu ruang atau kamu yang ternyata-sangat-butuh-dia saat ini." "Tidur, dia tidak akan mengirimu pesan malam ini." ...

H2H

 "you don't own me i'm not just one of your many toys you don't own me don't say I can't go with other boys" You Dont Own Me - Grace Lagu mengalun panjang mengikuti lamunan pergi Perlahan mencoba untuk mengingat "Yaudah habis sholat jumat ya" "Iya, ntar dikabarin tempatnya" "Pais bos" "Siap bosqu" Tiba disalah satu studio bisokop. Hening sepanjang film diputar, sampai akhir hanya hening. Tidak ada yang berbicara, ataupun memulai. Sampai diujung film "Ihh kok curang sih udah tau lagunya" "Iyadong, dengerin radio makanya" "all my friends are heathens. take it slow wait for them to ask you who you know please don't make any sudden moves you don't know the half of the abuse" Heathens - Twenty One Pilots "Laper nih, makan ga?" "Wah boleh" "Deket sini ada tempat mie ayam enak" "Masa sih...." "Duduk sa...

A letter for... A

I dont care where he is, who he is dating with, drinking with, holding hands with, hugging with, i couldnt care less who he is into, I feel jealous a lot, but more to like why i cant be near him to just see him, I care about how he is. Just how he is. How he feels, how his day goes by, how is his dream catching progressed, is he healthy, mentally safe and warm. I am fine.

Perihal Malam

Tengah malam adalah sahabat saya, untuk selalu mengoreksi apa-apa yang terjadi dihari ini, apa-apa yang yang tidak bisa saya capai.  Tengah malam selalu membawa apa-apa yang dikehendakinya, entah riuh tawa atau derai tangis.  Tengah malam selalu datang, entah dengan kenangan atau mimpi masa depan.  Tengah malam diisi tentangmu, tentang kacamatamu, cara makanmu, tawamu, riang serta gurau ciri khasmu. Tengah malam juga tentang kita, yang saya harap menjadi nyata.  Salam,  Awi

Bel Itu

Kring! Kring! Teruntuk Pos Cinta, Om Em, dan tukang pos saya Teh Iyin. Ini tahun pertama saya mengikuti #PosCintaTribu7e atau dulu namanya #30HariMenulisSuratCinta Terimakasih, terimakasih sudah mengadakan event tahunan ini, Om Em, Bosse kita semua. Meski belum sempat mengenal Bosse saya cukup menikmati dengan membaca tulisan-tulisan surat tentang Bosse yang dikirim hari ini. Terimakasih Pos Cinta, untuk setiap kring-kringnya! Terimakasih Teh Iyin super gemas, yang selalu mengirimkan surat-surat cinta saya. Saya jadi ingin menulis lagi, ingin membaca lagi, menulis lagi, membaca lagi, saya harap akan selalu begitu. Sampai bertemu ditahun berikutnya! Kring! Kring! Ada surat! Salam, Followers Teh Iyin

Semesta Saya

Untuk Reza, Selamat datang di dunia saya. Maaf untuk selalu saya repotkan. Maaf untuk tiap kali saya abaikan. Saya pusing. Maaf untuk semua kesalahan saya setiap harinya. Maaf untuk tidak selalu memberi kabar, saya tau kamu cemas. Maaf untuk tidak selalu ada, saya kurang peka bahkan tidak peka. Maaf untuk pertengkaran setiap hari. Maaf untuk ketidakjelasan kemarahan saya. Maaf untuk segala alasan saya. Maaf untuk kerewelan saya. Dan... Terimakasih setiap hari selalu ada untuk saya. Terimakasih untuk selalu saya repotkan. Terimakasih untuk segala hal dalam beberapa bulan ini. Seperti kata Kharisma P. Lanang, saya yang sekarang bersama kamu adalah saya yang selalu ingin memperbaiki diri. With love, Wi

Tuan Segala

Halo Tuan, bagaimana Paris? Dipikir-pikir kita berdua ini selalu hampir ya. Hampir bertemu Hampir berpisah Hampir Namun lagi-lagi rupanya semesta belum mengizinkan, atau tidak? Entah. Tiap pulang, kedai mie ayam selalu jadi tujuan, ditambah pangsit serta es teh tawar dan racikan kecap-saus-apalah-itu. Lalu melipir ke kedai es krim, dan kentang yang walaupun kamu makan sendiri. Dasar gendooot! Tapi gapapa biar enak dipukul. Ehe. Saya senang punya kamu, sebagai teman kamu cukup membuat saya nyaman. Sebagai sahabat kamu cukup bisa saya andalkan, entah kemana ataupun perihal cerita apapun, dan ya saya gapapa untuk selalu dijahilin. Dasar usil! Halo Tuan, bagaimana Paris? Iya, Paris Van Java, masih dingin? Masih suka flu dan batuk? Sudah dapat tugas kampus? Sudah berapa hari begadang? Sudah berapa hari nginap di kost teman? Jaga kesehatan ya, biar pas pulang masih gendut. Hahaha Salam, Harley Quinn yang suka teh tawar

Dari Si Pertama Untuk Si Kedua dan Ketiga

Untuk Aa, belajar yang rajin ya. Teteh juga mau, punya adek pinter. Jangan males. Makasih udah dianterin tiap hari ke kampus meskipun pake acara ngomel dulu. Jangan gede dulu ya. Ntar banyak yang naksir. Bahaya. Ntar ga nurut lagi. Tapi Aa kan masih SMA tapi ya terserah Aa. Untuk Dede, jangan nyebelin plis atuhlah dirumah, paling kecil tapi paling nyebelin untung tetehnya sabar. Jangan cepet gede ntar gabisa berantem lagi sama Aa rebutan remote tv. Dede jagain Ibu dirumah, walaupun seringnya dicubitin. Abis masih lucu. Maafin teteh belum jadi kakak yang baik, masih suka marah-marah, nyebelin, tapi kan teteh suka bawain makanan kan baik. Maafin juga teteh lebih suka ngebela Dede, karena Dede masih kecil, Aa ngalah dulu ya. Ntar juga gedean dikit Dede ngerti trus sayang sama Aa, tapi berantem aja dikit biar rumah ga sepi. Hehehe Teteh sayang Aa sama Dede, selalu.

Sampai, kapan?

Saat ini saya sedang berada di commuter line tujuan Jakarta Kota. Angan saya ikut bergerak seraya laju kereta, mengingatkan saya tentang perjalanan kita.  Waktu itu pukul dua siang, dengan mendadak kamu menjemput saya.  "Lagi dimana?" "Di rumah, ada apa?" "10 menit lagi saya sampai, siap-siap ya." Kaget dan senang, dua kata yang menggambarkan suasana hati saya saat itu. Kamu; yang saya tau sedang melanjutkan studi di ujung pulau jawa, pulang, mendadak dan kurang dari 10 menit lagi sudah ada didepan rumah saya.  "Oi... Main yuk." Teriakan itu selalu membuat jantung saya berdegup kencang "Yuk, udah siap nih." Seperti dulu, tiap sudah di mobil selalu bingung "Mau kemana ya kita?" "Kemana nih?" atau "Jalan aja dulu ntar juga tau mau kemana." Hingga akhirnya, "Saya pergi kemana pun tidak masalah, asal perginya sama kamu." Namun kalimat itu selalu tertahan diujung lidah saya...

12 Lewat 5

Halo, bagaimana Surabaya? Semua rangkaian kata sudah habis Rindu tak mungkin bisa tertulis Namun sorot mata masih terlukis Direlung yang selalu meringis Tidak pantas untuk bertanya kabar, saya bukan tokoh dalam lagu "Betapa" yang dinyanyikan Mas Duta. Tidak pantas untuk bertanya kapan bertemu, saya bukan tokoh dalam lagu "Kangen" milik Dewa 19. Tenang, doa urusan saya. Sehat selalu.

Cinta Pertama

Surat ini saya persembahkan untuk cinta pertama saya yang tidak akan pernah cukup untuk saya ucapkan terimakasih. Maka, terimakasih. Terimakasih. Terimakasih atas dekapan pertama saat saya lahir. Terimakasih atas senyuman bahagia serta candaan pun cubitan khas dikanan pipi. Terimakasih atas tangan yang selalu ada saat saya belajar jalan. Terimakasih atas hal-hal baru disetiap harinya. Terimakasih sudah memberi apa-apa yang saya butuh pun yang saya ingin. Terimakasih untuk teguran yang saya tau dipenuhi rasa sayang didalamnya. Saya tau itu. Saya mulai nakal. Terimakasih untuk punggung yang selalu ada untuk usek-usek hidung saya. Terimakasih untuk selalu mengingatkan saya bahwa saya perempuan yang paling kuat di dunia sekaligus anak perempuan (yang-selalu-kau-anggap) kecil satu-satunya dan paling manja di rumah. Terimakasih untuk sepasang telinga yang selalu siap-sedia-ada untuk saya. Terimakasih untuk "gapapa teh, tapi jangan diulangin lagi ya." Terimakasih untuk...