Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya hancur sehancur-hancurnya. Tidak, itu bohong.
Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya tengelam dalam riak air mata. Tidak, itu bohong.
Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya jatuh, lirih, matanya tak lagi bercahaya.
Tidak, itu bohong.
Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya bisu, diam, ditelan sepi.
Tidak, itu bohong.
Semua itu bohong.
Kawan saya tidak hancur.
Kawan saya tak tengelam oleh air matanya.
Kawan saya tidak jatuh.
Kawan saya tidak ditelan sepi.
Kawan saya sedang berproses.
Kawan saya sedang naik pangkat.
Kawan saya ditinggikan Tuhan.
Kawan saya dipecut hidup.
Kawan saya paling hebat.
Bila tangisnya diganti tangisku, maka udara yang bengis akan membuatnya kering.
Tangisnya kubalas uluran bahu, dekapan untuk meluapkan.
Janji untuk saling menguatkan dilihat langit didengar semesta.
Rasanya beda melihatmu tanpa tawa. Tapi kamu senyum. Tapi itu bukan kamu. Kamu kuat, kamu hanya perlu waktu. Saya disini.
Si Kuat Baja, esok entah pukul 3 pagi atau pukul 1 siang, atau kalau ujian blok udah selesai, atau dosen doktermu itu lagi nyebelin banget, atau cerita teman asrama, cerita ikhsan, soal ulan, cerita emak, atau lagi kangen bapak, perjalanan koas, sampai dimasa nanti duduk dipelaminan sama agil. Tolong ceritakan semua. Saya selalu punya waktu buat kamu.
Kamu punya saya. Kamu masih punya saya. Kamu selalu punya saya.
With love,
Dewi
Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya tengelam dalam riak air mata. Tidak, itu bohong.
Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya jatuh, lirih, matanya tak lagi bercahaya.
Tidak, itu bohong.
Rasanya tak percaya, melihat kawan terbaik saya bisu, diam, ditelan sepi.
Tidak, itu bohong.
Semua itu bohong.
Kawan saya tidak hancur.
Kawan saya tak tengelam oleh air matanya.
Kawan saya tidak jatuh.
Kawan saya tidak ditelan sepi.
Kawan saya sedang berproses.
Kawan saya sedang naik pangkat.
Kawan saya ditinggikan Tuhan.
Kawan saya dipecut hidup.
Kawan saya paling hebat.
Bila tangisnya diganti tangisku, maka udara yang bengis akan membuatnya kering.
Tangisnya kubalas uluran bahu, dekapan untuk meluapkan.
Janji untuk saling menguatkan dilihat langit didengar semesta.
Rasanya beda melihatmu tanpa tawa. Tapi kamu senyum. Tapi itu bukan kamu. Kamu kuat, kamu hanya perlu waktu. Saya disini.
Si Kuat Baja, esok entah pukul 3 pagi atau pukul 1 siang, atau kalau ujian blok udah selesai, atau dosen doktermu itu lagi nyebelin banget, atau cerita teman asrama, cerita ikhsan, soal ulan, cerita emak, atau lagi kangen bapak, perjalanan koas, sampai dimasa nanti duduk dipelaminan sama agil. Tolong ceritakan semua. Saya selalu punya waktu buat kamu.
Kamu punya saya. Kamu masih punya saya. Kamu selalu punya saya.
With love,
Dewi
Komentar
Posting Komentar