Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Seharusnya

Seharusnya saya tidak menulis tentang kamu lagi, walau kenyataanya kamu penuh imaji yang ingin saya tuangkan lewat tulisan terus-menerus. Layaknya candu, saya ketagihan. Seharusnya juga saya tidak mementingkan kamu lagi pun saya tidak amat penting jua untukmu. Seharusnya juga saya tidak menunggu pesan singkat darimu lagi, yang nyatanya secepat mungkin saya membalas, selama itu pula kamu membalas. Seharusnya juga saya menahan diri untuk tidak (terlalu) senang, saat kamu bilang ingin menelpon tapi ternyata tidak. Seharusnya saya tahu diri. Seharusnya saya tidak dititik ini, sendirian. Seharusnya pula saya pergi. "Lebih baik saya kehilangan kamu, daripada saya kehilangan diri saya sendiri." Begitu. Seandainya kamu baca tulisan ini seperti sebelum-sebelumnya tolong jangan bertanya tulisan ini untuk siapa, kamu hanya cukup tau semua yang saya tulis ini untukmu. Saya pamit. Salam, quin-n

Cukup

Singkatnya, Dia sudah tau. Dia menolak. Sayangnya, Pergi jauh tidak semudah itu. Apalagi, dari dia yang selalu hangat, entah diingatan atau didalam setiap doaku dengan Tuhan. quin-n

Jangan

Tidak, tidak bahas kamu lagi. Tidak, tidak cerita kamu lagi. Tidak, tidak ingat kamu lagi. Tidak, tidak rindu kamu lagi. Tidak, tidak benar kalimat terakhir. Sekiranya, saya sudah cukup membatasi diri saya. Sekiranya, apa-apa segala sudah saya batasi. Termasuk kamu. Tidak lagi buka whatsapp. Tidak lagi buka profil instagram. Tidak lagi me...nelpon, eh? Tidak lagi. Tolong sekiranya juga biarkan ini semua hilang, entah karena waktu pun keadaan. Semoga saya yang baru bisa dengan bijak kelak saat bertemu kamu yang dulu; untuk tidak penuh harap, apalagi memaksa. Tidak. Jangan lagi. Biar degupan semakin kencang dan gejolak yang sulit saya padamkan. Tolong. Jangan lagi. Cukup ribuan pesan, beratus-ratus menit, dan sedikit-dikitnya pertemuan yang saya ingat. Kamu, jangan lagi. Jangan lagi datang. Tolong. Jangan lagi. Salam, quin-n

Berhenti

Larut malam, disalah satu kolom chat whatsapp.... "makin lama dia makin aneh, gue ga ngerti lagi" ucapku "kenapa? ditinggal nugas? ga dibales tapi liat ig story? dibales singkat? atau ga dibales tapi udah centang biru dua?" "ga dibales. last seen sih harusnya udah baca" "di Bandung susah sinyal kali" "oh okei" "gausah diterusin kalau gini-gini aja...." belum selesai ia terus mengetik "...gue sih gatau ya, mau dia apa. udah jelas juga tiap hari ngabarin tapi gitu-gitu aja, udahin aja." sambungnya "tapi, gimana... udah gabisa jauh" "lo udah jauh sebenernya, dia di kota sana lu disini. lo minta ketemu aja dia ga bisa" "dia banyak tugas, gabisa pulang. gue ngerti" "trus pas pulang ga ngabarin lo juga ngerti?" "sialnya pas dia pulang gue selalu marahan" "itu sih bisa bisaan dia aja, dia aja yang gamau ketemu sama lo, udah lepasin aja. lo juga capek kan...