Sebentar, saya bingung mulai darimana.
Sebentar, saya coba ingat-ingat dahulu.
Otak memang gudang segala memori, saya coba pilah sebentar.
Tentangmu yang tak pernah berbicara banyak.
Tentangmu dengan segala ambisi dan mimpi-mimpi besar.
Tentangmu dan harum boneka cokelat.
Kemarin kawan saya tak sengaja menyinggung kamu dipercakapan kami,
"ya gitu, kemarin ga jadi main. ga ada kabar" ucap kawan saya.
"trus ga jadi nonton?" saya membalas.
"aku sih engga, tapi dia mah sendiri juga jadi"
"hahaha, tetep ya ga berubah"
Ha ha ha, ga berubah?
Seperti saya mengenal kamu, nyatanya tidak. Saya sudah tidak tau kebiasaanmu lagi, kabarmu, kegiatanmu di kampus, kawanmu disana, atau kepulanganmu tiap libur semester.
Saya tetap tidak berani bertanya atau sekedar berkirim salam lewat temanmu.
Saya cuma berani mendoakan, jauh dari tempat kamu saat ini.
Saya sudah kehabisan kata, pun tidak berhak tentang apapun soal kamu. Maka, berbahagialah, panjang umur, sehat selalu.
Untukmu dan saya.
Oh tidak, untukmu saja.
Komentar
Posting Komentar