Menjauh tanpa sebab. Oh maaf, maksudku karena kesalahanku
ya? Aku selalu ingat, waktu yang mengingatkan. Aku hampir lupa, kapan terakhir
kita berbincang? Membunuh waktu dengan selalu bercerita tanpa henti. Selalu tertawa
luas karena kita yang punya sekolah, menurutmu. Calon anak sukses, calon istri pilot tampan, menjalin hubungan
sampai kelak, khayalan tingkat tinggi itu yang selalu mengingatkan ku padamu.
Haru, tak sangka akan seperti ini. Sikap kekanak-kanakkanku di waktu itu selalu
berujung penyesalan tiap larut malam.
Maaf.
Aku selalu meminta maaf bukan? Hanya aku takut untuk memulai percakapan, aku terlalu payah untuk menerima aku tak terlalu paham denganmu lagi. Apalah aku, seorang teman yang lebih mementingkan ego, dan malu untuk bercerita apa sebab ku diam. Aku cemburu. Sudah hanya itu, kau pasti tau alasan tentang itu.
Maaf.
Aku selalu meminta maaf bukan? Hanya aku takut untuk memulai percakapan, aku terlalu payah untuk menerima aku tak terlalu paham denganmu lagi. Apalah aku, seorang teman yang lebih mementingkan ego, dan malu untuk bercerita apa sebab ku diam. Aku cemburu. Sudah hanya itu, kau pasti tau alasan tentang itu.
Komentar
Posting Komentar